Jumat, 05 Juli 2019

Waspada! 2024 Anies di Atas Angin


Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sedang meniti tangga menuju kursi RI 1 pada 2024 mendatang. Anies yang licik tahu bahwa dirinya tak akan mampu membendung Jokowi dalam pilpres 2019. Inilah yang menjadi alasan mengapa dirinya tak maju dalam pilpres yang lalu.

Anies membiarkan Prabowo dan Sandi Uno mengetes seberapa besar potensi suara yang dirinya bisa dapat dalam pilpres 2024 nantinya. Mungkin banyak yang tidak setuju dengan saya. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa Anies punya potensi besar dalam pilpres 2024.


Bukannya Anies selalu membuat berbagai kebijakan kontroversial. Anies bahkan melanggar janji kampanyenya dengan menerbitkan IMB pulau reklamasi. Apa publik masih percaya dengan dirinya andai kata dirinya maju dalam pilpres 2024.

Kebijakan kontroversial yang cenderung tak masuk akal memang sengaja Anies lontarkan guna melihat bagaimana reaksi para pendukungnya. Buktinya tak banyak pendukungnya yang kabur karena kebijakan Anies. Anies ingin mengetes seberapa militan pendukungnya. Anies ingin tahu apa suaranya akan anjlok signifikan jika dirinya mengambil kebijakan yang melanggar janji kampanyenya.

Salah besar jika kita menganggap seorang Anies bodoh. Jangan pula berpikir bahwa Anies sedang menggali kuburnya sendiri dengan segala kebijakan nyelenehnya. Anies itu licik dan licin. Permainan kata adalah makanan sehari – harinya. Anies akan dengan mudahnya melempar kesalahan ke sana sini sehingga pendukung setianya akan percaya bahwa apa yang Anies lakukan bukanlah keinginan pribadi sang gubernur.

Ada beberapa faktor yang saya rasa membuat potensi Anies sangat berbahaya dalam pilpres 2024. Dengan modal ini bukan tidak mungkin dirinya akan memenangkan pilpres 2024. Mari kita lihat satu persatu menurut kacamata awam saya.

Pertama adalah dukungan para kelompok radikalis serta pecinta khilafah. Masih ingat kan bagaimana seorang Anies bisa menumbangkan seorang Ahok dengan isu mayat dan ayat. Isu yang dilempar disambut Anies dengan sholat subuh serta sholat Jumat bersama kelompok 212. Mereka senang Anies berada disamping mereka.

Mereka merasa bahwa Anies akan memperjuangkan keinginan mereka. Mereka dengan bangganya menggunakan nama agama guna mencapai kekuasaan politik. Bagi mereka kekuasaan lebih tinggi nilainya daripada kesucian agama. Kelompok inilah yang pada pilpres 2024 akan kembali turun dengan jubah agama.

Kedua adalah adanya kekuatan konglomerat yang akan mendukung Anies. Jujur saya tak kaget dengan keluarnya IMB pulau reklamasi dari tangan Anies. Kampanye Anies tentang reklamasi hanyalah omong kosong belaka.

Para pengembang pun sebenarnya sudah tahu bahwa Anies akan mengeluarkan IMB tersebut. Mereka lebih memilih mendukung Anies tanpa embel – embel kompensasi 15% untuk pemda Jakarta. Mereka tentunya tak ingin untung tipis jika gubernurnya masih Ahok. Mereka ini juga lah yang bukan tidak mungkin akan menjadi pendana pilpres 2024 untuk Anies. Mereka tahu mereka akan untung lebih tebal jika peraturan birokarasi bisa dibeli.

Ketiga adalah dukungan dari luar. Anies menurut saya kurang lebih seperti Prabowo yang begitu mengagungkan negara barat terutama Amerika. Bagi mereka, Amerika harus ditakuti dan harus dituruti. Negara lain yang terusik kenyamanannya memanen sumber daya alam dari Indonesia harus gigit jari di masa Jokowi. Mereka dihajar habis – habisan oleh sang tukang kayu.

Mereka dendam dan ingin Jokowi jatuh.

Inilah yang memancing mereka untuk mendukung calon yang nantinya mendukung segala kebijakan luar negeri mereka di Indonesia. Prabowo sudah habis di mata mereka. Sekarang yang tersisa adalah Anies ataupun Sandi Uno. Mereka akan tetap mencari celah memenangkan salah satu dari mereka dalam pilpres 2024. Anies lah yang terlihat lebih menjanjikan.

Keempat adalah dukungan dari seorang JK. Bagi saya, JK adalah sosok yang powernya tidak bisa dikesampingkan. Basis massa JK pun tak boleh dianggap sebelah mata terutama di pulau Sulawesi. Jokowi yang pada awal 2014 terlihat kewalahan meladeni manuver JK pun tahu kapasitas seorang JK. Jokowi pun sadar jika tak merangkul JK dalam pilpres 2019 maka beliau akan kalah. Oleh karena itu, Jokowi dengan cermat memasukan JK dalam susunan penasihat tim kampanye beliau.

Anies merupakan orbitan JK dalam pilkada Jakarta. Konon JK sendiri yang mengusulkan kepada Prabowo agar mengusung Anies. JK mungkin sadar bahwa Anies berpotensi menang dalam pilpres 2024. Maka jalan pun dilapangkan oleh JK dengan memenangkan Anies sebagai gubernur Jakarta. JK sadar bahwa menjadi gubernur Jakarta adalah sebuah batu loncatan besar untuk Anies menuju RI 1.

Maka saya tidak heran jika Jokowi sangat getol ingin mencari menteri muda yang mampu bekerja. Beliau sadar bahwa harus ada satu kuda hitam didikan beliau yang muncul nantinya dalam pilpres 2024. Kuda hitam ini harus mampu menjaga marwah presiden Jokowi. Kuda hitam ini jugalah yang harus mencegah yang terburuk berkuasa.

Saya pribadi setuju jika kita sudah harus menabuh genderang perang sejak dini. Jangan terlena dengan kemenangan ini karena lima tahun tidaklah lama. Kita harus mendorong semua anak bangsa yang sekaliber Jokowi pada 2024 demi Indonesia Maju Raya Jaya. Merdeka.

Sumber: Seword.com
Share:

0 komentar:

Posting Komentar