Jumat, 05 Juli 2019

Memangnya Kartu Tanda Pendukung Paslon 02 Bisa Dapat Sembako Diskon 62 Persen?


Ternyata lawakan dan kekonyolan yang dilakukan kubu sebelah masih terus berlanjut meski pilpres telah usai. Salah satunya adalah Kartu Tanda Pendukung Prabowo-Sandiaga atau disingkat dengan KTP-PS. KTP-PS ini adalah sebagai bentuk kenang-kenangan sekaligus loyalitas kepada pasangan Prabowo dan Sandiaga Uno.

Kartu ini terdiri dari beberapa kelas, mulai dari Regular, Gold, hingga Platinum Blue, dengan biaya pendaftaran berbeda-beda.

Bagi yang berminat dengan kartu ini, bisa dengan melakukan pemesanan melalui situs ktpprabowo.id. Mengacu pada website tersevut, KTP-PS ini adalah tanda perjuangan dan kenang-kenangan karena telah membantu perjuangan Prabowo-Sandi pada Pemilu 2019. Website ini dikelola oleh pihak yang mengatasnamakan relawan 02 Pendukung Prabowo Sandi Nasional (PPSN).

Biaya administrasi yang dipatok untuk kartu kelas Reguler Rp 20.000, Gold Rp 35.000, dan Platinum Blue Rp 45.000.

Karena menjadi viral dan menjadi kontroversi, sekaligus untuk menanggapi informasi tentang KTP-PS yang semakin merebak luas, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad membantah pihaknya sebagai inisiator pembuatan kartu itu. Menurut, pembuatan kartu tersebut tanpa seizin Prabowo ataupun Gerindra dan BPN.

"Pembuatan KTP PS ini di luar pengetahuan Pak Prabowo, di luar seizin Pak Prabowo, seolah-olah resmi dari Pak Prabowo," kata Dasco.

Kita tidak tahu siapa yang bohong dan siapa yang benar. Karena di sumber berita lain dikatakan kalau salah seorang relawan mengatakan kalau bohong kalau Prabowo tidak tahu. Biarkan saja mereka saling gigit dan saling tuding karena konflik internal model begini sudah identik dengan gerombolan sebelah. Bersatu karena banyaknya kepentingan yang harus diakomodir sehingga potensi konflik sangat besar dan rawan terjadi.

Cuma lucu saja melihat kekonyolan mereka soal KTP-PS ini. Buat apa, sih? Kalau buat kenang-kenangan rasanya sangat tidak masuk akal karena mereka kalah pilpres. Kalau menang pilpres lain lagi ceritanya. Kartu tersebut hanya akan menjadi pengingat yang bikin pendukung galau. Melihat kartu tersebut hanya akan membangkitkan memori sesak dan sedih karena junjungannya kalah, tapi sempat mengaku menang dan sampai sujud syukur pula.

Yang kedua ini, kartunya tidak gratis alias berbayar. Malah ada Gold dan Platinum layaknya kartu kredit. Untuk apa? Apa manfaatnya? Memangnya dengan kartu itu bisa buat beli sembako dengan diskon 62 persen? Atau kartunya bisa buat promo makan di restoran atau cafe dengan diskon miring? Atau bisa dipakai buat bayar tiket nonton film buy 1 get 1? Atau bisa buat beli tiket pesawat diskon gede? Atau bisa buat jaminan asuransi kesehatan? Atau bisa buat kredit apa pun dengan cicilan bunga 0 persen? Atau buat naik moda transportasi MRT, LRT dan KRL? Yang malah malah bikin sakit hati karena teringat junjungan kalah telak di pilpres.

Penulis malah mikirnya begini. Itu nanti uangnya buat apa? Ini pertanyaan pentingnya. Buat masuk kantong pribadi atau ada tujuan lain? Pemohon kartu buang duit untuk hal tak berguna, sedangkan inisiator atau pihak yang terlibat malah dapat uang gede. Kok mau sih diakali dengan cara konyol seperti ini? Yang jelas ini peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Mirip-mirip lah dengan kelompok sok suci yang selalu menggunakan agama untuk kepentingan lain.

Kadang ngeri juga membayangkan kalau sampai mereka berkuasa di negeri ini. Mereka bisa memikirkan ide-ide aneh seperti ini. Hancur negara ini kalau pemikiran mereka konyol seperti ini.

Dasco mengingatkan pihak penyedia KTP-PS untuk meminta izin terlebih dahulu ke Prabowo dan Sandiaga sebelum memproduksinya. Hal itu karena menyangkut nama baik kedua tokoh nasional tersebut. Bahkan, jika tidak digubris Dasco menyebut pihaknya akan membawa kasus ini ke ranah hukum sebagai bentuk pertanggungjawaban. "Apabila kegiatan-kegiatan ini tetap saja dilakukan, atas petunjuk Pak Prabowo kami akan mengambil langkah-langkan hukum yang diperlukan untuk itu," kata Dasco

Mau berantem juga kita tidak akan peduli karena kita pasti sudah capek dan muak melihat drama murahan yang tiada akhir ini. Entah siapa yang benar siapa yang salah. Yang jelas mereka adalah kubu yang seakan tidak pernah stop bikin sensasi dan kontroversi.

Bagaimana menurut Anda?

Sumber: Seword.com
Share:

0 komentar:

Posting Komentar