Minggu, 28 Juli 2019
Home »
Berita
,
Nasional
,
Politik
» Tak Rela Ibu Kota di Pindah, Anies “Pinjam Mulut Orang” Buat Lawan Jokowi?
Tak Rela Ibu Kota di Pindah, Anies “Pinjam Mulut Orang” Buat Lawan Jokowi?
Wacana pemindahan Ibu Kota yang disampaikan oleh Presiden Jokowi memang sangat mengejutkan, khususnya bagi Anies. Sang gubernur santun ini kan pastinya amat sangat bangga dengan jabatannya. Kemenangannya dalam Pilkada DKI Jakarta pokoknya sebuah prestasi yang bikin kepala Anies besar hehehe… Terutama menunjukkan pada Jokowi, ini lho menteri yang dulu dipecat, ternyata disukai jutaan warga Jakarta, sehingga terplih dengan sukses.
Saya yakin, ketika Anies tahu soal wacana pemindahan Ibu Kota, Anies tersedak dan terbatuk-batuk? Mungkin menggerutu? Atau marah-marah sendiri, karena sudah tidak ada Sandiaga tempat Anies mengadu? Ya pokoknya Anies merasa kecele.
Presiden Jokowi membahas kembali wacana pemindahan Ibu Kota dengan lebih serius pada bulan April lalu, pasca Pilpres 2019. Anies mungkin waktu itu masih berharap bahwa Prabowo yang akan memenangkan Pilpres, sehingga dia tidak terlalu menanggapinya. Namun, sesudah Prabowo sudah pasti kalah, Anies kembali menggerutu? Soalnya jabatan sebagai Gubernur Ibu Kota memberikan prestasi dan prestise tersendiri buat Anies. Beda dong sama provinsi lain. Mau dibilang gubernur Jabar atau Jatim lebih pinter, bodo amat, secara Anies kan yang pegang Ibu Kota Negara.
Makin lama, wacana pemindahan Ibu Kota ini makin nyata. Sudah ada kisi-kisi biaya, bahkan sudah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 edisi revisi bulan Juni 2019. Dalam RPJMN tersebut, proyek Pemindahan Ibukota Negara berada dalam program Prioritas Nasional nomor dua, yaitu Mengembangkan Wilayah Untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan. Proyek tersebut rencananya akan berdurasi 5 tahun (2020-2024), yang mana sepanjang kepemimpinan Jokowi Sumber. Dan menurut menteri PUPR, Basuki Hadimujono, dilansir detik.com, soal pemindahan Ibu Kota kemungkinan besar akan disebut Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraannya di depan DPR RI, bulan Agustus nanti. Mengenai alternatif lokasinya, Menteri Basuki menyebut Kaltim atau Kalteng Sumber.
Anies nampaknya sangat terganggu dengan wacana ini, seakan menjadi ancaman bagi eksistensinya. Mengingat ada ambisi Anies yang sudah jadi rahasia umum. Yakni mau nyapres di 2024. Predikat sebagai mantan gubernur Ibu Kota Negara pun terancam terhapus dari CV Anies. Gengsi dong? Jadi kurang greget? Jadi nggak ada bedanya sama Ridwan Kamil atau Khofifah?
Saya duga, Anies pun mencari “cara”, taktik memutar. Tahu dong dengan kemampuan Anies. Kurang lebih sama lah dengan videonya Neno Warisman yang isinya mempromosikan program Rumah DP Rp 0 yang katanya buat orang misqueen. Hohoho…!
Akhirnya pada hari Kamis lalu (25/7), dilansir suara.com, empat orang anggota DPD RI terpilih dari Jakarta untuk periode 2029-2024, Jimly Asshiddiqie, Fahira Idris, Sabam Sirait, dan Sylviana Murni mendatangi Balai Kota untuk bertemu dengan Gubernur Anies. Usai pertemuai itu, di depan para wartawan, mereka menyatakan menolak rencana pemindahan Ibu Kota. Fahira Idris mengaku sudah membicarakan ihwal pemindahan ibu kota dengan tiga anggota lainnya. Keempatnya sepakat menolak pemindahan ibu kota dari Jakarta ke daerah lain. "Kami berempat sepakat bahwa kami anggota DPD DKI Jakarta tidak setuju bila ibu kota dipindahkan ke Kalimantan, daerah lain," ujar Fahira Sumber. Fahira mengklaim bahwa itu adalah hasil blusukannya di berbagai wilayah Jakarta. "Aspirasi dari masyarakat DKI banyak yang tidak setuju untuk dipindahkan. Mungkin beda lagi dengan aspirasi warga lain, terutama warga Kalimantan mungkin mereka setuju," kata Fahira, dilansir okezone.com. "Mudah-mudahan, dengan pertimbangan biaya itu harusnya jadi konsiderasi. Biayanya pasti triliunan. Sedangkan kita lebih banyak membutuhkan biaya itu untuk masyarakat. Jadi untuk pemindahan lebih baik tidak sekarang. Saat ini lebih baik uang itu digunakan untuk kepentingan masyarakat," lanjut Fahira Sumber.
Tapi kalau buang duit jadi waring atau sampah bambu seharga ½ milyar, nggak apa-apa ya? Padahal sudah jelas bahwa alasan pemindahan Ibu Kota itu terkait kondisi Jakarta yang sangat padat dan rawan bencana. Juga buat pemerataan seperti disebut dalam RPJMN di atas. Nggak dipindah saja Ibu Kotanya masih banjir. Sementara naturalisasi yang disebut Anies sejauh ini masih omong doang, OMDO! Bahkan Anies masih nekat berusaha mengkambinghitamkan Kementrian PUPR. Lalu ketahuan publik bahwa PR Anies lah yang tidak juga kunjung dikerjakan, yakni soal pembebasan lahan di samping kali Ciliwung. Hmmmm… Apa karena Anies sudah terlanjur menerbitkan IMB buat para pebisnis di Pulau Reklamasi eh “Pantai”? Sehingga para pebisnis ini pun juga ada yang keberatan Ibu Kota dipindah? Lho kok pikiran saya ke sana ya? Namanya juga menduga-duga…
Sumber:Seword.com
0 komentar:
Posting Komentar