Rabu, 10 Juli 2019
Seperti Anjing Lapar Gigit Tuannya, Begitulah Pengikut Prabowo Sekarang
Ibarat anjing piaraan yang kelaparan lalu meggigit tuannya, saya melihat gelagat yang sama ditunjukkan Dahnil Anzar Simanjuntak yang meminta Rizieq Shihab dipulangkan dari pelariannya jika ingin adanya rekonsiliasi.
Meski Rizieq bukan siapa-siapa dan tak memiliki kontribusi apa-apa bagi kemajuan bangsa dan negara, tetapi bagi kalangan yang memujanya ia sangatlah berharga dan jauh lebih penting dari siapapun di negeri ini, termasuk dari Prabowo yang selama ini mereka dorong menuju kursi presiden.
Dahnil tentu tahu betul tentang hal ini. Ia memang kerap memanfaatkan Imam Besar FPI itu untuk syahwat politiknya. Beragam cara sudah dilakukannya, termasuk dengan berulang-ulang menyerukan telah terjadi kriminalisasi ulama pada kasus Rizieq dan terus meminta pemerintah memulangkan.
Mungkin di luar kelompok mereka hanya bisa tertawa atau maksimal merespon pernyataan-pernyataan menggelikan itu dengan berbagai komentar di media sosial. Tetapi yang hampir tak terpikirkan adalah bahwa baik Dahnil dan beberapa kawan politisinya tengah memainkan strategi politik dengan menghalangi Prabowo untuk bertemu Jokowi sekaligus menghalangi wacana rekonsiliasi.
Dalam konteks inilah saya melihat Dahnil seperti anjing piaraan yang sedang kelaparan dan menggigit Prabowo sebagai majikannya. Saya yakin bahwa Dahnil tahu betul siapa Rizieq sebenarnya. Ia tentu paham bahwa pimpinan FPI yang pernah terlibat kasus chat mesum itu bukanlah seorang pejuang yang memiliki cukup nyali untuk menghadapi apapun yang terjadi di negerinya.
Pernyataan Dahnil yang meminta Rizieq pulang itu tak lebih dari sekedar mencari simpati anak-anak FPI dan pemuja Rizieq lainnya. Dengan kecerdikannya Dahnil ingin dilirik dan diperhatikan untuk kemudian nantinya bisa mengambil kendali Rizieq memimpin laskar-laskar jalanannya.
Dahnil maupun politisi-politisi berbaju agama lainnya itupun tentu sangat paham bahwa pengagum Rizieq sangat mendamba kepulangan pimpinannya yang mereka sebut imam besar itu. Rasa rindu yang menggebu itulah yang kemudian dimanfaatkan Dahnil dan terus menerus didramatisir untuk kepentingan politik elektoralnya.
Sementara di lain sisi mantan pimpinan Pemuda Muhammadiyah itupun sadar sesadar sadarnya bahwa pemerintah tak akan men-spesialkan seorang Rizieq yang nyata-nyata selama berada di Indonesia hanya membuat onar dan terus memprovokasi pengikutnya melalui mimbar-mimbar agama agar membenci pemerintah.
Lalu bagaimana para politisi yang saat ini tampak seperti anjing lapar menggigit tuannya itu menilai langkah politik Prabowo?
Seperti juga saya melihat gelagat kuat dari seorang Prabowo untuk menyerah, atau lebih halusnya akan menerima wacana rekonsiliasi yang ditawarkan kubu Jokowi, Dahnil cs tentu lebih jelas melihatnya. Mereka sadar bahwa langkah Prabowo sudah terkunci. Selama ini yang dilakukan Capres gagal itu tak lebih dari langkah-langkah mati yang sama sekali tak menguntungkan baginya.
Langkah Prabowo yang hendak menyerah itu sebenarnya sudah dijegal terlebih dahulu oleh Abdullah Hemahua sesaat setelah MK menyatakan semua gugatan mereka ditolak. Abdullah yang ketika itu juga tampak seperti anjing menggigit majikannya itu bahkan lebih beringas dengan mengatakan Prabowo sebagai pelacur bila akui kemenangan Jokowi. Selain itu ada pula pernyataan serupa dari politisi berjubah agama yang ada di PA212.
Dahnil memang tak seberingas Abdullah Hemahua, tapi mantan Koordinator Jubir BPN itu jauh lebih cerdik dan jelas lebih halus dalam ekspresi politiknya. Namun substansi yang disampaikan sama saja. Mereka sama-sama menghalangi proses rekonsiliasi dengan cara menghalangi Prabowo mengakui kemenangan Jokowi sekaligus menghalangi kedua tokoh itu bertemu.
Abdullah menghalangi dengan cara mengatakan Prabowo sebagai pelacur jika akui kemenangan Jokowi, dan Dahnil mensyaratkan hal yang hampir saja mustahil, yaitu Rizieq dipulangkan jika mau adanya rekonsiliasi.
Sekarang saya hanya bisa membayangkan bagaimana Prabowo menghindar dari amukan para pengikutnya yang tampak sedang kelaparan dan mulai menggigitnya itu. Di satu sisi mantan Danjen Kopassus itu harus memikirkan nasibnya kedepan yang terancam karena Jokowi sudah menyatakan akan lebih gila di periode keduanya. Sementara di sisi lain ia harus memberi jatah makan yang cukup pada piaraannya yang sebelumnya tampak setia.
Pantaslah jika di media sosial akhir-akhir ini beredar narasi-narasi candaan yang mengatakan bahwa kawanan Kampret sekarang bertransformasi menjadi Vampir yang saling gigit satu sama lain. Saya sedikit berbeda dalam hal ini karena melihat perubahannya bukan menuju Vampir melainkan menjadi Anjing yang kelaparan dan menggigiti majikannya. Kalian bagaimana melihatnya?
Sumber: Seword.com
0 komentar:
Posting Komentar